1. Help Desk
Help Desk adalah titik utama dimana client dari IT akan pertama
kali menghubungi divisi IT saat mempunyai pertanyaan atau masalah yang
berhubungan dengan IT. Help Desk membawa harga diri dan wibawa divisi IT saat
berhubungan dengan client sehingga Help Desk sangat mempengaruhi customer experience.
Help
Desk menyimpan database dari masalah dan solusi yang muncul dari operasional IT
sehari-hari. Help Desk memfasilitasi komunikasi antara user dan bagian IT
lainnya, merespon crisis, dan membuat prioritas pengerjaan masalah.
Karena
merupakan titik pertama hubungan ke client, staf help desk harus mempunyai
pengetahuan yang luas (meskipun tidak mendalam). Hal ini diperlukan agar sebuah
masalah dapat segera dikategorikan dan diberikan pada tim solusi yang benar.
Helpdesk
haruslah menjadi tempat utama client pertama kali menghubungi divisi IT. Bila
tidak, penanganan masalah menjadi tidak terkoordinasi dan pengetahuan menjadi
hilang setelah solusi diimplementasikan. Client tidak diperkenankan untuk
menghubungi divisi lain karena akan mengacaukan prioritas kerja.
Help
Desk sebaiknya dibantu oleh software tertentu untuk memfasilitasi pelacakan
sebuah insiden, eskalasi masalah, dan pelaporan. Software harus juga mampu
melakukan pengkategorian masalah, menyimpan pengetahuan dari solusi yang
didapat, dan melakukan prioritas pengerjaan.
Intensitas
dari pekerjaan Help Desk yang tinggi menyebabkan seringnya bagian Help Desk
mengalami kejatuhan moral kerja karena tekanan dan lembur yang harus
ditanggung. Alternatif yang baik adalah memberikan kompensasi yang besar untuk
help desk atau melakukan rotasi pekerjaan untuk menghilangkan kejenuhan.
2. End User Support
End
User Support bertanggung jawab untuk perbaikan fisik komputer dan kunjungan ke
lapangan kerja. Grup ini adalah lapisan kedua dari manajemen masalah dan
solusi. Umumnya bila ukuran group cukup besar, manajer akan membagi menjadi
beberapa tim kecil berdasarkan lokasi, teknologi, aplikasi, atau kelompok
bisnis. Setiap kelompok kecil mempunyai seorang kepala.
Seperti
Help Desk, End User Support harus juga mempunyai kemampuan yang luas pada
sistem IT pada perusahaan. Perbedaannya, End User Support mempunyai pengetahuan
yang lebih mendalam pada sistem standar perusahaan. Keahlian lebih diarahkan
pada hardware dan software yang ada pada sistem komputer end user bukan pada aplikasi
server.
End
User Support bertanggung jawab dalam memberikan dukungan pada seluruh peralatan
dan aplikasi yang terpasang pada sisi end user. Selain itu End User Support
juga bertanggung jawab pada instalasi peralatan baru, perawatan peralatan yang
ada, dan upgrade pada sistem end user. Untuk memudahkan pekerjaan End User
Support, IT Standard harus diberlakukan agar pekerjaan tidak terlalu beragam.
Selain
kemampuan teknis, End User Support harus mempunyai kemampuan untuk
berkomunikasi dengan client dan membangun hubungan baik dengan anggota bisnis
lain. Pekerjaan lainnya adalah memberikan training untuk end user sehingga
mengurangi jumlah panggilan kepada end user Support.
Dalam
sebuah organisasi IT yang lemah, adalah umum bila kita mendapati end user /
client melompati help desk dan langsung menghubungi profesional atas. Bila
terus berlangsung, sikap ini akan menimbulkan frustasi pada profesional lapisan
atas karena pekerjaan mereka yang terganggu. Ujung-ujungnya prosesional atas
akan keluar dari perusahaan saat moral kerja mereka menjadi terlalu rendah.
Sifat dari end user / client ini juga menunjukkan frustasi mereka pada IT
karena merasa help desk kurang dapat membantu menangani masalah mereka.
Terkadang, perusahaan menempatkan end user support team dibawah
sebuah divisi tertentu dan secara hirarki bukan divisi IT meskipun pekerjaan
mereka adalah IT. Secara jangka pendek, hal ini merupakan solusi yang baik
karena dengan menempatkan tim IT permanent, respon terhadap masalah client
menjadi lebih cepat. Disisi lain, hal ini menunjukkan masalah serius pada
divisi IT jika penempatan tersebut bersifat jangka panjang. Divisi lain
kemungkinan merasa divisi IT tidak mampu merespon dengan cepat pada kebutuhan
mereka, kemudian berinisiatif membuat “divisi IT bayangan” pada divisi mereka.
Divisi IT bayangan ini dapat menimbulkan masalah serius saat mereka
mengupayakan solusi sendiri terpisah dari divisi IT utama. Sistem IT pada
perusahaan dengan cepat dapat terpulau-pulau dan tidak compatible satu sama
lain karena tidak dipatuhinya standar. Perubahan yang terjadi pada salah satu
Divisi IT bayangan dapat berakibat pada Divisi IT atau divisi lainnya, yang
akhirnya mengakibatkan saling menyalahkan. Koordinasi dan komunikasi menjadi
masalah besar. Masalah lain muncul bila divisi IT bayangan bubar, divisi IT
yang asli akan kesulitan mengambil alih bila sistemnya berbeda dengan standar.
Jika divisi IT bayangan juga melakukan development software dan sekaligus
menjadi end user, Auditor IT mungkin akan menunjukkan muka tidak setuju karena
terdapat resiko karyawan IT bisa memanipulasi data karena tidak adanyasegregation of duties.
3. Network Administration Group
Network Administrator Group mengatur semua kemampuan jaringan
komunikasi data yang dibutuhkan oleh bisnis. Network administrator bertanggung
jawab pada semua kabel,hubs/switch,
kemananan jaringan, routers, gateways, firewall, dan hal yang
berhubungan dengan jaringan lainnya. Mereka melakukan pengawasan traffic jaringan dan melakukan
efisiensi / upgrade sebelum kebutuhan melebihi kapasitas.
Network administrator membutuhkan keahlian yang khusus meliputi
pengetahuan pada hardware jaringan, media
network / kabel, network
protocols, enkripsi, dan firewall.
Tingginya tuntutan keahlian dan pengetahuan pada network administrator menyebabkan
tingginya pula pelatihan dan pengalaman yang harus dibayar agar seorang network
administrator menjadi efektif. Pelatihan sendiri membutuhkan waktu 5 tahun
lebih agar efektif.
Network
administrator bertanggung jawab dalam meneliti aplikasi, akses, dan data
transfer yang dibutuhkan. Kemudian menentukan solusi yang paling optimal dan
menegosiasikan kontrak dengan vendor. Penilaian kebutuhan, perencanaan
kapasitas, dan implementasi yang baik dapat mengurangi biaya.
Untuk
perusahaan menangah atau kecil, network administrator dan system administrator
dapat dikerjakan oleh satu orang.
4. System Administrator / Computer Operation Group
System Administrator dan Computer
Operations Group mengatur, mengawasi, dan mengkonfigurasi
seluruh Server dan System Software yang membentuk sebuah
infrastruktur dimana terdapat aplikasi dan data perusahaan. Sistem ini termasuk
email server , web/FTP server, print server, development, test, and production
server. Setiap server mungkin berdasarkan pada teknologi yang berbeda
tergantung pada standar perusahaan.
Tugas-tugas seorang System
Administrator antara lain instalasi/perawatan/upgrade peralatan/ sistem
operasi / aplikasi, perencanaan kapasitas, backup, user profile management, dan
keamanan sistem. Keseluruhan tugas ini membutuhkan pengetahuan yang sangat
mendalam pada bagaimana software bekerja untuk memenuhi kebutuhan bisnis.
Sistem
administrator secara proaktif mengatur sistem server untuk mengurangi masalah
yang dapat muncul saat jam production dan penyusupan ilegal. Sistem
administrator juga harus melacak utilisasi server, mengantisipasi dengan
menambah kapasitas bila frekuensi penggunaan mendekati batas kemampuan server.
Karena ini, sistem administrator umumnya mempunyai pekerjaan yang berat karena
mereka harus tersedia saat jam kerja dan harus merawat server di luar jam
kantor.
Jadwal
perawatan dan upgrade harus dengan hati-hati dikoordinasikan dengan unit bisnis
yang lain. Bila aspek ini diabaikan, dapat terjadi sebuah server di maintenance
pada saat user sedang sibuk, mengakibatkan user menjadi frustasi karena tidak
dapat mengakses aplikasi yang berada pada server tersebut. Downtime dari
serbuah server harus diumumkan keseluruh pemakai.
Sistem
administrator juga harus berkoordinasi pada saat memperkenalkan sebuah
teknologi baru pada sistem perusahaan. Sistem administrator harus dengan sangat
hati-hati melakukan uji coba sistem baru dan memperhatikan aspek pelatihan dan
pengalaman. Langkah-langkah ini diperlukan agar sistem baru tidak mengganggu
sistem lama. Hal yang sama juga dilakukan bila sistem administrator harus
mengupgrade sistem.
Memberikan
dukungan pada hardware dan software server adalah sebuah pekerjaan yang
kompleks serta membutuhkan keahlian khusus. Umumnya divisi IT selalu mempunyai
orang-orang ahli tertentu yang bertanggung jawab mengatur sebuah aspek dari
infrastruktur servernya. Sebaiknya sebelum perusahaan memperkenalkan platform
baru, biaya tenaga ahli dimasukkan dalam perhitungan. Sebuah platform standar
harus dibuat untuk jenis server yang ada dan mengurangi biaya tenaga ahli.
5. Telecommunications Services Group
Banyak perusahaan mendapati bahwa lebih murah untuk membeli dan
mengoperasikan telepon sistem mereka sendiri.Telecommunications
Services Group mengatur
seluruh telepon dan jasa lainnya yang berhubungan. Jasa yang diberikan adalah
telepon, voice mail, fax,
dan video conferencing.
Jasa telekomunikasi mensyaratkan pengetahuan pada telephony
switch hardware (PBX) dan konfigurasi software, perkabelan pada bangunan,
konfigurasi call center, voice mail
configuration, dan video
conferencing equipment.
Terkadang anggota Telecommunication
Services Group diassign secara reguler ke help desk karena umumnya anggota help
desk kurang mempunyai pengetahuan pada area ini. Assignment ini berikan agar
tidak seluruh permintaan support di arahkan ke kelompok Telecommunication Services Group.
Bila
sistem cukup kompleks, perusahaan dapat meng-outsource services pada vendor.
Help desk dalam hal ini harus mendapatkan fasilitas untuk melakukan penjadwalan
support dengan vendor.
6. Infrastructure / Operations Manager
Manajer operasi bertanggung jawab pada performa dari semua tim
yang berada pada IT Operation
Group. Manajer harus mempunyai pengetahuan yang luas pada teknologi
yang berada pada wilayah tanggung jawabnya tetapi detailnya tetap berada pada
setiap anggota tim.
Manajer operasi bertangggung jawab untuk performa keseharian
dari sistem IT, memaksimalkan availability dari
sistem, dan menyelesaikan masalah end user. Manajer ini juga berperan dalam
membentuk sebuah disaster recovery plan dan eksekusinya. Mempunyai manajer
dengan peran ini membantu CIO utuk lebih berfokus pada arah strategis IT dari
pada mencemaskan performa keseharian dari IT.
7. Application Development Teams
Application Development
Teams menyediakan pengembangan dan dukungan pada aplikasi bisnis,
berdasarkan pada kebutuhan yang dikumpulkan dan didokumentasikan oleh business analyst. Untuk perusahaan kecil, business analyst dan development teamumumnya dilakukan oleh
orang yang sama. Aplikasi bisnis mungkin dibuat sendiri atau dibeli dari luar
dan dikonfigurasi agar cocok dengan pola bisnis perusahaan.
8. Application Testing
Application Testing Team bertanggung jawab untuk menguji coba perubahan dan upgrade pada
aplikasi bisnis dengan tujuan mendeteksi dan menghilangkan masalah dan menjamin
kompabilitas dengan modul lain.
Uji coba pada aplikasi muncul pada berbagai tingkatan. Pada
level terendah, developer akan menguji coba kode-kode yang mereka buat,
kemudian untuk level lebih atas, aplication
testing team mengkombinasikan semua modul yang dibuat dan melihat apakah
terjadi masalah. Pada level sistem, modul akan diuji coba untuk mencari tahu
apakah mengganggu sistem lain atau tidak dapat bekerja sama dengan sistem yang
sudah ada. Testing ini umumnya disebut unit
testing, integration
testing dansystem testing.
Hanya
sedikit organisasi yang memahami fungsi group testing ini dan lebih sedikit
lagi yang memberikan perhatian yang cukup.
Idealnya waktu untuk testing aplikasi adalah 30% dari total
proyek. Meskipun terlihat besar, tetapi akan terbayar dengan stabilnya aplikasi
saat telah menyentuh production sekaligus
menghemat panggilan ke help desk.
Tim yang melakukan testing haruslah terdiri dari business users. Peran business users adalah menjamin
fungsi-fungsi yang akan sering terpakai bebas dari masalah. Keuntungan lainnya,business users menjadi cukup terbiasa
menggunakan sistem itu sebelum di implementasikan.
Aspek lain dari uji coba aplikasi adalah stress testing. Stess Testing adalah tipe uji coba
untuk mengetahui kemampuan sistem dalam menangani request. Hasil dari uji coba
ini sangat membantu dalam memonitor performa server dan meningkatkan kapasitas
bila server mulai terbebani request mendekati batas toleransi.
Pada perusahaan kecil umumnya tim testing menjadi bagian dari
developer, database
administrator, atausystem administrator. Pada
perusahaan besar, tim testing umumnya berdiri sendiri.
9. Database Administrator
Database administrator mendesain arsitektur database, melakukan install dan konfigurasi
database software, berpartisipasi pada desain dan pengembangan dengan
developer, menjamin integritas data, dan mengawasi serta meningkatkan performa
database.
Tim ini bertanggung jawab pada database baik pada lingkunganproduction maupun
lingkungan pengembangan.
Karena
kompleksitas dari database relational (jenis yang paling umum dipakai),
beberapa keahlian harus dimiliki oleh database administrator. Umumnya keahlian
yang dibutuhkan mengarah spesifik pada salah satu teknologi database yang
dipakai perusahaan seperti Oracle, Microsoft SQL Server, PostgreSQL.
Dalam sebuah perusahaan yang besar, Database Administratorsering
dibagi menjadi dua: satu sisi untuk development dan
sisi yang lain untuk Production.
Pebagian ini lebih dikarenakan pemisahan tugas, seorang developer sebenarnya tidak
diperbolehkan untuk menyentuh production.
10. Electronic Data Interchange
Electronic
Data Interchange (EDI) bertanggung jawab untuk menjamin transport data antara
aplikasi baik dalam perusahaan maupun dengan luar perusahaan secara akurat,
tepat, dan cepat.
Integrasi
aplikasi adalah komponen yang kritis dalam membentuk komunikasi sistem dan
database pada perusahaan dan antar perusahaan. Setiap sistem bisnis dan
aplikasi memerlukan format data tertentu untuk dibaca.
Transmisi
data dapat dimulai dari sebuah kejadian atau berdasarkan jadwal. Seorang EDI
harus menterjemahkan hasil dari salah satu aplikasi menjadi format yang dapat
dibaca oleh aplikasi lainnya. Selain itu seorang EDI harus menjamin tidak ada
dua buah transmisi data besar terjadi pada saat bersamaan untuk menghindari
beban jaringan yang terlalu besar.
11. Business Analyst Group
Pekerjaan
seorang analis bisnis adalah berhubungan langsung dengan end user / client
untuk mengetahui bagaimana sistem digunakan dan mengidentifikasikan peningkatan
yang dapat menyediakan keuntungan yang tinggi bagi perusahaan. Tanggung jawab
dari sebuah analis bisnis terbagi sama rata antara end user / client dan divisi
IT.
Seorang
analis bisnis harus mengembangkan hubungan dengan end user / client dan menjaga
hubungan ini dengan rapat teratur. Mereka harus mengerti proses bisnis dan
bagaimana aplikasi IT digunakan dalam bisnis. Analis bisnis harus juga secara
proaktif mencari, mengumpulkan, dan mendokumentasikan kebutuhan dan informasi
untuk mendorong peningkatan yang bernilai. Sebagai tambahan, seorang analis
bisnis harus terus melacak dan membuat prioritas dari semua permintaan
perubahan.
Bagian
paling rumit dari analis bisnis adalah kebutuhan untuk memahami proses bisnis
dan teknologi secara bersamaan. Mereka harus menjamin strategi pada IT telah
sesuai strategi bisnis dan juga menawarkan peluang yang ada pada IT ke bisnis.
Analis bisnis harus membuat sebuah dokumen high level tentang
kebutuhan dari sistem yang akan dibuat. Dokumen ini akan diterjemahkan oleh application developer menjadi
kode-kode aplikasi. Karena ini, analis bisnis harus bekerja sama erat dengan application developer.
12. Manager of Application Management
Manager dari Application
Mangement Group bertanggung jawab pada performa dari seluruh tim dalam grupnya. Application Manager harus
mempunyai sebuah pemahaman yang lengkap pada sistem bisnis yang digunakan.
Fungsi yang terpenting adalah organisasi dan manajemen tim. Membuat prioritas,
mengatur tim, dan menyelesaikan proyek adalah tanggung jawab dari application manager.
Application
Manager mengarahkan tim pengembangan sesuai dengan prioritas proyek yang
dibuat. Manager ini mengatur jangka pendek dan jangka menengah dari sistem IT
untuk meningkatkan kemampuan, mengintegrasikan proses, dan menyelesaikan proyek
sesuai waktu dan anggaran.
Manager ini memberikan ruang bagi CIO untuk memikirkan IT Governance dan arah strategis dari
divisi IT yang dipimpinnya.
Selain kelompok kerja
diatas, beberapa kelompok kerja dibawah ini dapat muncul pada perusahaan yang
besar:
1.
Architecture:
Arsitektur informasi, arsitektur infrastruktur, dan arsitektur aplikasi
sebenarnya merupakan tanggung jawab dari CIO. Untuk perusahaan yang besar,
peran ini dapat dispesialisasikan pada sebuah grup terpisah yang dipimpin Chief Technology Officer (CTO).
CTO berfokus pada mendefinisikan dan mengembangan arsitektur sistem dari tiga
sampai lima tahun kedepan, kemudian menjamin pengembangan sistem sesuai dengan
arsitektur yang dibuat.
2.
Security : Security Personnel bertanggung
jawab untuk mengimplementasikan kendali untuk mengurangi potensi dari
pembobolan keamanan. Tugas ini mencakup implementasi firewall, software untuk
pengawasan, kebijakan enkripsi, kebijakan password, membatasi akses fisik, dan
mendeteksi upaya ilegal dari staf dalam.
3.
Audit : Ukuran
organisasi IT yang besar harus mempunyai sebuah fungsi kendali yang terpisah.
Perusahaan terutama yang memproses transaksi finansial seperti bank dan saham
harus melindungi dirinya dari tindakan ilegal karyawannya sendiri. Group audit
ini dapat melapor kepada CIO atau CFO. Fungsi group audit adalah untuk melihat
permintaan persetujuan proyek, mereview rencana proyek, dan melacak
perkembangan dari sebuah proyek. Grup ini juga akan mengimplementasi manajemen
resiko, menjamin seluruh proyek besar mengikuti metode pengembangan standar
yang telah disepakati dan mereview praktek keamanan yang diterapkan.
4.
Project Management Office
(PMO) : Organisasi
IT yang sangat besar biasanya mempunyai beberapa inisiatif proyek yang berjalan
bersamaan. Inisiatif proyek ini harus dikoordinasikan, dilacak, dan melapor
pada sebuah pusat. Departemen IT umumnya membuat sebuah PMO dimana mengatur
seluruh proyek IT yang ada agar tetap dalam jalur.
5.
Business Analyst Group : Pada
organisasi IT yang besar, CIO dapat membuat sebuah group terpisah untuk analis
bisnis yang perannya persis sama dengan analis bisnis yang diatas. Pemisahan
ini memungkinkan untuk membuat sub group yang mendedikasikan diri pada sebuah
fungsi bisnis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar